05.12.202312:04:00UTC+00Harga Minyak Mentah Tergelincir Setelah Menguat di Awal Perdagangan

Harga minyak mentah menguat di awal perdagangan hari Selasa di tengah ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan juga berkurangnya kekhawatiran jumlah permintaan. Namun, reli ini hanya bertahan sebentar karena harga terkoreksi dan turun di bawah level penutupan hari Senin. Penguatan dolar, serta kecemasan menjelang rilis data pekerjaan dari AS dan data inflasi dari China juga menyeret turun harga minyak mentah. Pasar memperkirakan penambahan non-farm payrolls di AS pada bulan November akan naik dari level bulan sebelumnya. Situasi deflasi di RRT, yang diperkirakan akan tetap stabil, berdampak pada sentimen untuk cairan hitam. Ketidakpastian mengenai pemangkasan produksi sukarela yang baru saja diumumkan juga menambah volatilitas. Data yang akan dirilis oleh The American Petroleum Institute pada hari ini diperkirakan akan menunjukkan penurunan 2.3 juta barel dalam persediaan minyak mentah selama minggu yang berakhir pada tanggal 1 Desember. Persediaan telah turun 0.82 juta barel pada minggu sebelumnya. Data resmi untuk periode yang sama dari Administrasi Informasi Energi AS yang akan dirilis pada hari Rabu, juga diperkirakan akan menunjukkan penurunan sebesar 2.3 juta barel, dibandingkan dengan penambahan 1.6 juta barel pada minggu sebelumnya. Minyak Brent Berjangka untuk penyelesaian Februari saat ini diperdagangkan pada $77.94, setelah tergelincir 0.12% dari penutupan sebelumnya di $78.03. Perdagangan hari ini berkisar antara $79.09 dan $77.79, dibandingkan dengan perdagangan 52 minggu yang berkisar antara $70.06 dan $97.69. Minyak Mentah Intermediate West Texas Intermediate untuk penyelesaian Januari juga turun 0.07 persen dari penutupan sebelumnya di $73.04 menjadi diperdagangkan di $72.99. Harga berkisar antara level tertinggi $74.08 dan terendah $72.85. Kisaran perdagangan 52 minggu adalah antara $63.64 dan $95.03.